Produksi Tempe Terbesar Pangandaran di Dusun Karang Salam Oleh PT. HR

03 Agustus 2023
KKN UPI
Dibaca 94 Kali
Produksi Tempe Terbesar Pangandaran di Dusun Karang Salam Oleh PT. HR

Pada hari Kamis (03/08/2023) mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung mengunjungi salah satu UMKM yaitu pabrik tempe terbesar se-kota Pangandaran yakni di dusun Karangsalam yang telah di jalankan oleh generasi kedua dari PT. HR. Dalam kegiatan kunjungan ini Mahasiswa melakukan wawancara kepada karyawan dan tim marketing. Dalam sehari pabrik tempe dapat membuat dan menjual 2 kwintal tempe se-kota Pangandaran. Tempe yang dibuat dalam berbagai ukuran sesuai permintaan pasar dan pesenan perorangan. Dalam produksi tempe terdapat 6 orang karyawan. Satu orang pekerja di bagian perebusan, 4 orang pekerja dibagian percetakan dan satu orang pemilik di bagian marketing. 

Proses pembuatan tempe diawali dengan pencarian kacang kedelai yang berkualitas. Selanjutnya kedelai di rebus dengan pemanasan tinggi agar kedelai matang sempurna. Kedelai yang sudah direbus di tiriskan dan direndam di air dingin semalaman. Keesokan harinya dilakukan proses pengangkatan kulit dan pembelahan kedelai menggunakan alat penghancur. Disini terdapat ampas kulit kedelai, awalnya ampas ini menjadi limbah namun warga sekitan memanfaatkan untuk menjadi pakan ternak sehingga tidak ada lagi ampas kulit kedelai yang terbuang sia-sia. Kedelai yang sudah terbelah di lakukan peragian dengan takaran sesuai warisan keluarga. Pencetakan dilakukan setelah kedelai diberi ragi dengan tiga jenis ukuran berbeda-beda. Pencetakan dilakukan oleh empat orang pekerja untuk mengejar satu hati menghasilkan 2 kwintal tempe. Pencetakan dilakukan dengan bantuan plastik dan cetakan dari kayu yang telah sesuai ukuran, kedelai dimasukkan kedalam plastik dengan rata dan rapi, terakhir diberikan daun pisang sebagai ciri khas dari pabrik tempe PT. HR agar rapi dan tempe tetap memiliki wangi khas dari daun pisang. 
Pemasaran tempe dari PT. HR telah masuk ke seluruh pasar yang ada di kota Pangandaran. Pemasaran sendiri dilakukan oleh pemilik pabrik tempe dengan bantuan kenalan dari generasi satu sang Ayah dan strategi lainnya yang telah diataur oleh pemilik. 
Mahasiswa KKN yang melakukan wawancara juga mendapat kan ilmu bagaimana mencetak tempe. Proses yang dilalui untuk menjadi tempe menjadi hal yang riskan apalagi dalam hal kebersihan. Ditakutkan ketika tempe terkontaminasi akan menghasilkan jamur tempe yang jelek dan tempe akan bolong dan tidak padat sehingga menurunkan harga jual tempe tersebut