Mahasiswa Fakultas Filsafat UNPAR melakukan Studi Historiografi Desa Pananjung di Tanjung Pananjung

23 Juli 2023
KKNUNPAR
Dibaca 93 Kali
Mahasiswa Fakultas Filsafat UNPAR melakukan Studi Historiografi Desa Pananjung di Tanjung Pananjung

Pada hari Kamis (20/07/2023) Para mahasiswa dari Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) melakukan studi historiografi mengenai sejarah desa Pananjung di cagar alam Pangandaran. Kegiatan ini diikuti oleh 8 orang mahasiswa dari Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan dan didampingi oleh Bapak Rosyid, selaku tour guide cagar alam Pangandaran, serta Wiji Prabowo yang hadir sebagai pendamping penelitian dari pihak desa Pananjung.

Melalui kegiatan studi historiografi tersebut, banyak hal yang dapat dipelajari oleh para mahasiswa Fakultas Filsafat UNPAR. Lebih lanjut, kegiatan ini bertujuan untuk mengenal lebih jauh sejarah Pangandaran serta desa Pananjung melalui situs-situs bersejarah di cagar alam Pangandaran yang dicatat sebagai awal mula munculnya peradaban dan kultur masyarakat Pangandaran. Situs-situs yang dikunjungi oleh para mahasiswa diantaranya situs Batu Kalde, yang dalam catatan arkeologi diasumsikan sebagai situs peninggalan kerajaan Galuh Pananjung yang bercorak Hindu; Gua Panggung; Gua Keramat Parat; Maqom Syech Ahmad dan Muhammad, yang berhubungan erat dengan sejarah masuknya agama Islam ke Pangandaran; serta Gua Rengganis.

Situs-situs yang ada di cagar alam Pangandaran, bagi Para Mahasiswa Fakultas Filsafat UNPAR, tidak hanya membantu mereka untuk mengenal sejarah peradaban masyarakat Pangandaran tetapi juga budaya dan kultur masyarakat Pangandaran. Kebudayaan Ronggeng Gunung dan Hajat Laut adalah beberapa contoh tradisi masyarakat Pangandaran yang sudah ada sejak dahulu. Kedua tradisi tersebut juga menjadi sebuah gambaran akan rasa syukur masyarakat Pangandaran atas kekayaan alam yang mereka miliki. Kedua tradisi tersebut juga tidak lepas dari sejarah Peradaban Kerajaan Galuh Pananjung.

Uniknya, tanjung Pananjung, yang saat ini dikenal juga sebagai cagar alam Pangandaran, tidak hanya menyimpan situs bersejarah peninggalan Kerajaan Galuh Pananjung saja. Tanjung ini juga memuat sejarah keterlibatan pemerintah Kolonial Belanda, pemindahan pemukiman dari tanjung Pananjung ke desa Pananjung yang dikenal saat ini, dan aktivitas tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Salah satu bukti keberadaan tentara Jepang di Pangandaran pada masa Perang Dunia II juga dapat dilihat melalui bunker-bunker yang ada di kawasan cagar alam tersebut.